Pengikut

Kamis, 16 Agustus 2012

Trik Memulai Usaha Laundry

Trik Memulai Usaha Laundry

 
Mas Aidil yang baik,
Bisakah mengulas secara tuntas soal bisnis laundry? Mulai dari modalnya, apa saja perincian biaya untuk membeli alat dan fasilitas yang harus dipenuhi? Termasuk berapa kira-kira pengeluaran per bulan dalam bisnis laundry dan keuntungannya.
Jika ingin ber-partner, apa saja kriteria partner bisnis yang baik dan dapat dipercaya? Jika saya tak sanggup membeli alat/ fasilitas berat seperti mesin cucinya, apakah bisa menyewanya? Apakah Mas Aidil juga tahu di mana mencari pusat penjual sabun dan pewangi pakaian yang murah? Terima kasih.
Nona via e-mail

Ibu Nona yang baik juga,
Pertanyaan yang Ibu ajukan sayangnya kurang terperinci sehingga jujur saya binggung, jenis bisnis laundry yang Ibu maksud itu yang mana? Sebab, di Indonesia ada beberapa jenis usaha yang masih termasuk ke dalam kategori bisnis laundry alias cuci mencuci baju.
Bisnis laundry dari jenis yang paling sederhana dikenal dengan cuci-setrika. Bisnis ini biasanya menjamur di daerah yang banyak terdapat kos-kosan atau rumah kontrakan, dimana penyewa kos atau kontrakan tak sempat atau tak bisa melakukan cuci dan setrika baju sendiri. Biasanya ini dikerjakan oleh pembantu atau penjaga kos-kosan itu.

Sementara bentuk laundry yang canggih di Indonesia dari dulu dikenal dengan istilah binatu. Dalam bahasa modern saat ini lebih dikenal dengan istilah laundry & dry clean, dimana untuk laundry pakaian dicuci menggunakan mesin cuci. Sedangkan untuk dry clean pakaian dibersihkan pakai cairan kimia khusus yang bisa membersihkan dan merontokkan kotoran di pakaian tanpa di cuci secara biasa.
Usaha jenis ini yang dulu hanya dilakukan secara rumahan atau terdapat di hotel-hotel mewah untuk fasilitas tamunya lalu mulai menjamur di tahun 1990-an, sejak dimulainya sistem franchise (waralaba) bisnis ini dari luar negeri.

Dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir juga menjamur bisnis sejenis yang menggunakan waralaba lokal dan sistem agency yang bisa memberikan layanan dengan harga lebih terjangkau. Layanan ini yang tadinya hanya diperuntukkan bagi masyarakat kelas atas, kini bisa dinikmati masyarakat kelas menengah ke bawah.
Tak berhenti sampai disitu, kombinasi antara layanan murah dengan layanan cuci-setrika tadi berkembang lebih kreatif lagi dengan munculnya laundry kiloan. Yaitu laundry biasa, tapi dengan harga yang dibayarkan berdasarkan hitungan kilogram (bukan per potong pakaian).

Nah, bisnis jenis manakah yang ingin Ibu tanyakan? Jika saya asumsikan, kemungkinan besar bisnis laundry untuk kelas menengah yang bisa terjangkau seluruh lapisan. Mari kita lihat persiapan apa saja yang harus dilakukan.
Pertama, modal untuk investasi yang dibutuhkan untuk lokasi penjualan (outlet tempat menerima pelanggan/ cucian), lokasi tempat mencuci, dan peralatan berupa mesin-mesin yang dibutuhkan, serta instalasi air, listrik, dan buangan air kotor.

Lokasi tempat menerima cucian dan tempat mencuci bisa dilakukan di tempat yang sama atau terpisah, mengingat dibutuhkan instalasi air yang memerlukan ruang dan biaya yang juga besar.
Adapun mesin yang dibutuhkan adalah: cash register (mesin hitung uang), mesin cuci baju kapasitas besar/ industri, mesin pengering baju kapasitas besar, mesin setrika press besar, dan setrika tangan. Ini minimum standar mesin yang dibutuhkan untuk memulai usaha ini. Jika jumlah cucian belum terlalu banyak, mesin press (setrika otomatis) bisa digantikan seterika tangan yang harganya jauh lebih murah.
Mesin cash register digunakan di lokasi penerima cucian untuk mencatat dan menerima transaksi keuangan. Mesin cuci dipgunakan untuk mencuci pakaian yang bisa dicuci dengan mesin biasa, sedangkan pakaian yang tak bisa dicuci dengan mesin cuci biasa harus dicuci secara terpisah.

Kendati Indonesia negara tropis dengan matahari yang terus bersinar, tak bisa mengandalkan matahari untuk mengeringkan cucian. Selain itu, diperlukan ruang jemuran yang amat besar untuk mengeringkan pakaian. Bila musim hujan tiba, akan sulit untuk mengeringkan pakaian. Maka, dibutuhkan mesin pengering cucian.
Mesin seterika (press) otomatis juga diperlukan, tapi untuk mendapatkan press-line atau garis seterika yang jelas dan tegas biasanya tukang cuci lebih menyukai seterika tangan yang berat, karena memberikan hasil yang jauh lebih maksimal, meski membutuhkan tenaga pekerja lebih banyak.
Sedangkan untuk biaya operasional sehari-hari komponennya: biaya sewa tempat deterjen dan pelunak cucian, air, bahan kimia untuk dry-clean, dan SDM (pekerja). Untuk lokasi bisa di rumah sendiri, terutama lokasi untuk tempat mencuci. Sedangkan air, bisa pakai air tanah, tapi usahakan disaring lebih dulu karena air tanah yang kotor bisa merusak pakaian.

Di beberapa laundry modern, biasanya menggunakan mesin penyaring air sebelum digunakan atau mesin daur ulang air. Beberapa laundry modern yang lebih mewah dan mahal bisa menggunakan air minum mineral untuk mencuci pakaian pelanggan. Dibutuhkan 1 orang pekerja di tempat penerima cucian, 2 orang pekerja ditempat pencucian, 1 orang untuk mencuci, dan 1 orang lagi untuk seterika pakaian.
Mengenai modal terbesar yang harus dipersiapkan, untuk pembelian mesin-mesin dan sewa tempat. Adapun harga mesin-mesin relatif ke jenis mesin yang ingin dibeli. Mesin cuci punya spesifikasi, tergantung dari jumlah kilogram yang ingin dicuci apakah 10 kg, 20 kg, 30 kg, dan seterusnya, begitu juga dengan mesin penggering. Untuk mesin-mesin kelas industri keluaran Jerman memiliki kualitas terbaik, tapi harganya jauh lebih mahal dibandingkan mesin keluaran Jepang.

Untuk memulai usaha jenis rumahan, Ibu bisa pakai mesin rumahan, tapi daya tampung cucinya kurang besar. Sehingga bila permintaan cucian meningkat Ibu harus menggunakan beberapa mesin cuci. Berbisnis laundry mengandalkan kuantitas yang besar, karena keuntungan perpotong dari sisi nominal tak terlalu besar.
Maka, pemasaran atau jumlah cucian akan amat menentukan kapan investasi Ibu kembali modal serta keuntungan yang ingin diraih. Jika usaha ini ingin dilakukan dengan skala menengah memang dibutuhkan modal yang cukup besar, antara ratusan juta sampai satu miliar rupiah.
Ber-partner jadi salah satu alternatif yang bisa dilakukan. Namun, mencari partner pun tak mudah. Harus ada kecocokan dan kesamaan visi dan misi dalam menjalankan usaha bersama. Juga harus ada hitung-hitungan tegas dan jelas dalam modal serta sistem bagi hasil. Jika tak dibuatkan dalam bentuk legal (badan hukum), harus ada perjanjian bersama yang mengikat.

Banyak sekali seluk beluk soal bisnis ini yang bisa Ibu ketahui jika ingin memulainya di level menengah.
Untuk informasi lebih lanjut, ada asosiasi atau perkumpulan dari pengusaha laundry (khususnya laundry menengah dan besar), dimana Ibu bisa bertanya lebih spesifik dan mendetail seputar usaha ini. Atau, Ibu dapat menghubungi kami untuk berkonsultasi secara langsung. Salam usaha!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar