Pelatihan
proses budidaya serta produksi baglog jamur kembali diselenggarakan
oleh PT Lantabura Media, Jumat dan Sabtu (28-29 September 2012). Event
yang bertajuk ‘Pelatihan Panen Untung Budidaya Jamur’
tersebut kembali digelar seiring makin tingginya minat dan permintaan
masyarakat akan jamur beserta produk-produk turunannya. Selama dua hari
pelatihan, para peserta dibekali dengan materi teori seputar budidaya
jamur dan peluang usahanya, serta praktik produksi media tanam (baglog)
jamur dan perlakuan-perlakuan dalam budidayanya.
Pelatihan yang digelar untuk ke-15 kalinya tersebut diikuti oleh 8
orang peserta yang berasal dari daerah dan latar belakang yang
berbeda-beda. Kedelapan peserta itu adalah A. Andi Suhendro (58),
Sulasno (58), Ishak Bethan (59), yang berasal dari Jakarta; Supriyanto
(35) dan Nurkayatin (26) asal Pacitan; Temi Alriady (29) dari Makasar;
serta Lucia Elvivariani (40) dan Meylani (42) dari Bandar Lampung.
Selama dua hari berturut-turut, seluruh peserta mengikuti rangkaian
agenda yang telah dipersiapkan oleh tim training dari Lantabura Media (berbisnisjamur.com).
Pada
hari pertama (28/9), peserta dibekali materi kelas (teori) seputar
pengenalan serta seluk-beluk budidaya jamur. Tahapan-tahapan proses
budidaya serta produksi media tanam (baglog) jamur juga disampaikan oleh
pemateri yang telah berpengalaman bergelut dengan bisnis jamur. Paparan
materi yang disampaikan seolah membuka ‘pikiran’ para peserta seputar
pengetahun jamur beserta hal-hal yang terkait di dalamnya. Tidak
mengherankan jika dalam sesi kelas tersebut banyak peserta yang antusias
dengan mengajukan berbagai pertanyaan terkait materi yang disampaikan.
Setelah memperoleh gambaran teorinya, kedelapan peserta kemudian
mengikuti praktik produksi media tanam (baglog) serta beberapa perlakuan
dalam hal budidaya jamur. Pemilihan bahan baku yang baik dan benar,
pencampuran bahan baku, memasukkan bahan baku ke dalam plastik, sampai
dengan proses inkubasi merupakan tahapan-tahapan yang secara berurutan
dijalani oleh peserta.
Cara komunikasi yang baik dari pemateri membuat
seluruh peserta terlihat sangat antusias ‘melahap’ step by step praktik
lapangan tersebut.
Sesi
terakhir di hari pertama pelatihan peserta diajak untuk mengunjungi
Aneka Mesin untuk melihat secara langsung proses pembuatan mesin
produksi olahan jamur.
Di Aneka Mesin, peserta berkesempatan memperoleh penjelasan terkait
mesin-mesin yang berhubungan dengan produksi jamur beserta olahannya,
seperti spinner (peniris minyak), press baglog, dan vacuum frying.
Sementara pada hari kedua pelatihan (29/9), sesi pelatihan dibuka
dengan materi kelas (teori) seputar analisa usaha serta gambaran pasar
jamur. Pemateri memberikan gambaran terkait analisa usahanya dengan
disesuaikan kondisi dan latar belakang dari peserta pelatihan. Seperti
halnya pada hari pertama, sesi kelas tersebut juga diapresiasi peserta
dengan mengajukan berbagai pertanyaan seputar materi yang disampaikan.
Setelah sesi kelas itu, peserta selanjutnya diajak untuk mengunjungi
petani jamur yang sudah lama menggeluti usaha budidaya. Dengan kunjungan
itu, peserta bisa melihat lebih riil terkait bentuk rumah jamur
(kumbung), penataan rak jamur, macam-macam jamur, proses perlakuan
budidaya, dll.
Rasa
penasaran peserta semakin menjadi ketika tim mengajak menikmati aneka
olahan jamur. Aneka masakan olahan seperti sate jamur, tongseng jamur,
pepes jamur, rendang jamur, jamur bakar, dan lumpia jamur mampu
‘mengoyang lidah’ seluruh peserta pelatihan. Tidak sedikit peserta yang
baru tahu jika jamur ternyata bisa diolah menjadi aneka jenis masakan
yang lezat.
Kenyang dengan olahan jamurnya, peserta kembali diajak mengunjungi
salah seorang petani jamur yang membudidayakan aneka jenis jamur
konsumsi, seperti tiram, kuping, lingzhie, shiitake, dll. Rasa penasaran
peserta mengenai bentuk dan fisik aneka jenis jamur terjawab ketika
mengunjungi petani jamur tersebut. Sesi tersebut merupakan bagian akhir
dari pelatihan selama dua hari tersebut. Rasa puas terlihat dari raut
muka seluruh peserta pada sesi penutup pelatihan jamur itu.
Masing-masing memiliki kesan dan harapan selepas mengikuti pelatihan
jamur yang digelar di Yogyakarta tersebut.
“Dari
yang awalnya tidak tahu sama sekali tentang jamur, Alhamdulillah
sekarang saya memiliki banyak bekal untuk terjun langsung ke dalam usaha
budidaya jamur,” ujar Temi Alriady. Sementara bagi Bapak Ishak Bethan,
pelatihan selama dua hari tersebut sangat mengesankan. “Ilmu yang
disampaikan sangat realistis, apalagi didukung oleh para pemberi materi
yang professional dan sangat menguasai masalah ini, sehingga memudahkan
kami dalam menerima esensi dari seluruh materi,” ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar