Pengikut

Senin, 08 Oktober 2012

Obligasi 2013 Dimeriahkan Empat Mata Uang Baru


Pemerintah sedang menimbang kemungkinan penerbitan obligasi denominasi yuan tahun depan.
Pemerintah ingin memperluas basis investor utang negara dengan mempertimbangkan proposal Surat Utang Negara (obligasi) dalam denominasi dolar Australia, dolar Singapura, yuan Cina, atau euro.
Kepada Dow Jones Newswires, seorang pejabat pemerintah menyatakan Indonesia mungkin akan menjual lebih banyak obligasi samurai jika biayanya masuk akal. Obligasi samurai atau samurai bond adalah surat utang dengan denominasi yen yang diperdagangkan di Jepang, tapi diterbitkan oleh lembaga dari luar negara itu.
Beberapa waktu lalu, pemerintah telah mengumumkan akan menjual obligasi samurai dan sukuk—obligasi syariah—di kuartal keempat tahun ini. Nilai samurai bond yang akan dilepas tampaknya mencapai $750 juta, sedangkan nilai sukuknya sekitar $1 miliar.
Kuota penerbitan obligasi denominasi mata uang asing untuk tahun ini masih menyisakan $1,75 miliar, kata pejabat tersebut, tapi angkanya dapat berkurang tergantung dari kebutuhan sebenarnya.
Untuk tahun depan, pemerintah ingin mencari pasar utang dengan investor yang benar-benar baru, lanjut pejabat itu.
“Kami ingin menghindari ketergantungan terhadap investor yang itu-itu saja. Jadi, asalkan ada basis investor yang berbeda dan permintaan yang signifikan, serta harganya masuk akal, kami bisa mempertimbangkan mata uang lain,” kata sumber itu.
“Kami telah menerima proposal awal untuk penerbitan obligasi dalam euro, yuan offshore, dolar Australia, dan dolar Singapura, tapi kami akan mempelajarinya terlebih dulu.”
Sumber tersebut mengatakan bahwa untuk saat ini, akses terhadap pasar obligasi global cukup mudah. Yang penting adalah mempertimbangkan risiko dan biaya relatif di pasar potensial lain.
Pemerintah sempat menjual samurai bond pada 2009 dan 2010. Tahun lalu, pemerintah tidak menyentuh pasar itu setelah bencana gempa bumi dan tsunami. Tapi, kata pejabat itu, pemerintah mendapat masukan bahwa investor Jepang ingin membeli obligasi Indonesia.
Salah satu daya tarik obligasi samurai adalah basis investornya tidak bertumpang tindih dengan pasar lain, ujar pejabat itu.
“Sejak krisis zona euro merebak, kami melihat peningkatan minat dari investor Jepang terhadap aset kami.”
Biaya pendanaan relatif adalah faktor penting yang harus dipertimbangkan. Tapi “asalkan biayanya masih masuk akal, kami mungkin akan mempertimbangkan penerbitan obligasi samurai lebih rutin, karena basis investor di pasar ini sangat berbeda.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar